Rabu, 13 Mei 2009

Elegi perbincangan persegi panjang

Di suatu pagi yang cerah terdengar suara gaduh dari balik rerumputan
Lebar 1 : aahhh sungguh tidak beruntungnya diriku, sepertinya aku jadi malas untuk menghadapi hari hari lagi.
udara: wahai lebar1 apa yang sedang kau lakukan di situ ? mengapa dirimu selalu bersedih dan bergumam sedari dulu ? sungguh aku merasa terganggu dengan apa yang kau lakukan.
Lebar1 : wahai udara, kau tidak pernah memahamiku, dirimu tidak pernah merasakan penderitaanku ini. Jika kau tahu apa yang ku rasakan, mungkin akan lain ucapan yang kau keluarkan.
udara ; lalu apa yang terjadi padamu, mengapa kau tak menjawab pertanyanku wahai lebar1.
Lebar1 : baiklah udara aku akan berbagi cerita dengan kau. Tahukah kau, bahwa diriku selalu tak dapat melihat pemandangan didepanku. Aku hanya dapat melihat pemandangan dari belakang punggungku dan di atas kepalaku.
udara : mengapa bisa begitu lebar1 ? sungguh aku baru tahu sekarang.
lebar1 : ia selalu menutupi pemandangan di depanku, sedikitpun akau tak dapat melihat apapun di depanku. Mengapa ia sangat jahat padaku ?
udara : aku juga tidak tahu mengapa ia bisa setega itu padamu. Kalau aku boleh tahu siapa nama sosok kejam, bengis dan tak bernurani itu ?
lebar1 : aku juga kurang tahu siapa namanya wahai udara, karena aku terlalu benci dan enggan melihatnya, sehingga aku pejamkan mata dan menutup telinga ketika ia sedang bercakap cakap.
udara : masa kau tidak tahu sama sekali namanya, coba kau ingat ingat lagi…
Lebar1 : coba aku ingat ingat dulu….(lebar1 berpikir keras untuk mengingatnya). Oh kalau tidaak salah namanya le…..le…..lebar2. iya sepertinya namanya lebar2.
udara : mengapa namanya mirip denganmu ya ?
Lebar1 : mungkin memang mirip tapi aku rasa selama ini aku tidak pernah melakukan hal jahat seperti yang ia lakukan kepadaku.
udara : jangan sombong kau lebar1, di dunia ini tidak ada satupun penghuni bumi yang luput dari dosa dan khilaf.
Lebar1 : sungguh aku tak punya kesalahan wahai udara.
(tiba tiba terdengar suara berisik dari arah berlawanan)
udara ; wahai lebar1 suara apa itu, sungguh sangat berisik sekali ya.
Lebar1 : iya udara aku juga mendengar suara tersebut, sepertinya suara minta tolong. Dari mana suara itu berasal ya udara
udara; mari kita cari tahu sama sama dari mana asal suara tersebut.
(udara dan lebar1 bersama sama mencari asal suara)
udara: oh rupanya suara itu berasal dari depanmu lebar1. Mengapa tak kau sadari itu lebar1.
Lebar1 : wah benar sekali udara, rupanya lebar2 lah yang berteriak teriak minta tolong. Baru kali ini aku dengar ia berteriak teriak minta tolong. Ada apakah gerangan yang terjadi pada dirinya ?
udara : apalagi aku, kau yang berhadapan dengan lebar2 pun tidak tahu apa yang terjadi padanya. Marilah bersama sama kita tanyakan permasalahann tersebut padanya.
Lebar1 : wah sorry saja udara, aku terlalu sakit hati dan terlalu dalam menaruh dendam padanya.
udara : ya tuhan, sepicik itukah dirimu wahai lebar1, sehingga tak dapat memberi pertolongan kepada yang membutuhkan.
Lebar1 : kalau kata orang sekarang EGP, emang gue pikirin.
udara : baiklah aku akan abaikan kau, dan kan ku tolong lebar2.
Lebar1 ; silahkan…silahkan…
udara : wahai kau yang sedang menangis dan berteriak minta tolong, apakah yang terjadi padamu ? sehingga dirimu sekacau itu ?
Lebar2 : oh siapa kau, mengapa kau peduli padaku
udara : kenalkan aku udara.
Lebar2 : wahai udara aku akan menceritakan semua yang terjadi padamu, selama ini aku di dzalimi oleh suatu sosok. Pandanganku selalu dihalang-halangi. Sungguh aku merasa tertekan dan tidak bahagia.
Udara : sabar…..sabar….dan banyak banyaklah kau berdoa dan berusaha.
Lebar2 : kau bisa berkata seperti itu karena kau udara bisa melanglang kemana pun yang kau inginkan. Sungguh berbeda denganku yang tidak bebas.
Udara : lalu siapakah yang tega berbuat seperti itu padamu lebar2 ?
Lebar2 : aku juga kurang tahu siapa namanya wahai udara, karena aku terlalu benci dan enggan melihatnya, sehingga aku pejamkan mata dan menutup telinga ketika ia sedang bercakap cakap.
udara : masa kau tidak tahu sama sekal namanya, coba kau ingat ingat lagi…
lebar2 : coba aku ingat ingat dulu….(lebar1 berpikir keras untuk mengingatnya). Oh kalau tidaak salah namanya le…..le…..lebar1. iya sepertinya namanya lebar1.
udara : mengapa namanya mirip denganmu ya ?
Lebar2 : mungkin memang mirip tapi aku rasa selama ini aku tidak pernah melakukan hal jahat seperti yang ia lakukan kepadaku.
Udara : ha….ha…..tunggu sebentar, aku sepertinya tahu permasalahan yang kau alami dan lebar1 alami. Sepertinya ada kesalahan paham antara kau dan lebar1.
Lebar2 : kesalahan paham apa udara ?
Udara : hai lebar1 dan bukalah matamu dan bukalah telingamu lebar lebar, sebenarnya terjadi kesalahan paham diantara kalian. Lebar1 menutupi pemandangan lebar 2, begitu juga sebaliknya. Namun kalian berdua tidak saling menyadari karena kalian salingacuh dan terlalu terbakar amarah dan dendam yang mendalam.
Lebar1 dan lebar2 ; benarkah itu !!!! lalu mengapa itu bisa terjadi ?
Udara : kalau soal itu akuu tidak tahu pasti karena aku belum cukup ilmu, bagaimana jika aku tanyakan kepada pengembara yang pernah ku temui di belkang gunung.
Lebar1 dan lebar2 : lalu sampai kapankah kami menunggunya, agar kami dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan kami ?
Udara : bersabarlah….aku akan pergi ke balik gunung untuk mencari dulu.
Lebar1 dan lebar2 : baiklah kami akan menunggu.
( ditengah penantian lebar1 dan lebar2, terdengar suara gaduh dari sisi lain)
Lebar1 : waduh…..waduh…..suara apalagi itu ya…?
Lebar2 : benar, suara apa itu ? lebar1 mari kita cari asal suara tersebut.
Lebar1 : sepertinya dari sisi atas dan bawah. Apakah benar dugaanku ?
Lebar2 :Iya dari sisi atas dan bawah kita, lalu apa yang terjadi dengan mereka ya ?
Lebar 1 : wahai kau yang ada disisi atas,siapakah kau dan apa yang sedang kau lakukan ? mengapa kau bersedih dan bergumam ? ada maslah apakah gerangan dirimu ?
Panjang1 : namaku panjang1, lalu siapa kah kau ? aku merasa tertekan dan tidak bahagia, hari hariku membosankan, aku tidak dapat melihat pemandangan yang ada di depanku. Setiap saat aku hanya dapat memalingkan wajahku kebelakang dan ke atas, sungguh tidak bebaskan ?aku sesak nafas, pengap, aku berontak dengan keadaanku ini.
Lebar1 : lalu siapakah sosok jahat yang tega melakukan hal sepertimitu padamu ?
Lebar1 : jadi itu permasalahanmu.
Lebar2 : lalu sekarang siapakah gerangan yang ada di sisi bawah ? siapakah engkau, mengapa engkau meraung raung, hingga tubuhmu lemas, pucat dan tak berdaya sama sekali.
Panjang2 : namaku panjang2, aku sedang stress berat, aku putus asa dan rasanya ingin mati aja.
Lebar2 : tunggu sebentar….jangan putus asa seperti itu, di dalam hidup tidaka ada yang tidak ada jaln keluarnya. Coba kamu ceritakan, masalah apakah yang hingga membuatmu seperti ini ?
Panjang2: wahai udara aku akan menceritakan semua yang terjadi padamu, selama ini aku di dzalimi oleh suatu sosok. Pandanganku selalu dihalang-halangi. Sungguh aku merasa tertekan dan tidak bahagia.
Lebar2 : sabar…..sabar….dan banyak banyaklah kau berdoa dan berusaha.
Panjang2: kau bisa berkata seperti itu karena kau udara bisa melanglang kemana pun yang kau inginkan. Sungguh berbeda denganku yang tidak bebas.
Lebar2 : lalu siapakah yang tega berbuat seperti itu padamu panjang2?
Panjang2: aku juga kurang tahu siapa namanya wahai udara, karena aku terlalu benci dan enggan melihatnya, sehingga aku pejamkan mata dan menutup telinga ketika ia sedang bercakap cakap.
Lebar2 : masa kau tidak tahu sama sekal namanya, coba kau ingat ingat lagi…
panjang2: coba aku ingat ingat dulu….(lpanjang2 berpikir keras untuk mengingatnya). Oh kalau tidaak salah namanya pan…pan…panjang1. iya sepertinya namanya panjang1
lebar 2 : mengapa namanya mirip denganmu ya ?
lebar1 : wahai lebar2, aku ingin berdiskusi denganmu, agar permasalahan panjang1 dan panjang2 dapat diselesaikan.
(lebar1 dan lebar2 berdiskusi)
Lebar1 : wahai panjang 1 dan panjang2 dengarrkanlah penjelasan kami, buka mata dan telinga kalian. Sebenarnya kalian berdua mengalami kesalah pahaman. Masalah yang kalian alami sama persis dengan yang aku dan lebar2 alami.
Panjang1 dan panjang2 : lalu bagaimana solusinya ?
Lebar : sabar…kami juga masih menunggu seseorang untuk mengetahui solousi dari permasalahan kkalian dan permasalahan kami.
(tiba tiba dating udara beserta pendekar)
Udara : wahai saudara saudara yang sedang dibakar rasa amarah, dan kesalah pahaman, kami sudah dating untuk memberikan solusi kepada anda sekalian.
Pendekar : begini saudara saudaraku, lebar1 dan lebar2 memang ditakdirkan saling menutupi satu sama lain, itulah takdir kalian dan harus dijalani, tanpa boleh kalian mengeluh, ikhlaslah dalam menjalaninya. Begitu juga dengan panjang1 dan panjang 2 memang ditakdirkan saling menutupi satu sama lain, itulah takdir kalian dan harus dijalani, tanpa boleh kalian mengeluh, ikhlaslah dalam menjalaninya.
Panjang1, panjang2,lebar1,dan lebar2 : lalu mengapa bisa begitu, ?
Pendekar : lebar1 dan lebar2 sebenarnya kalian adalah kembar, memiliki sifat yang sama, namun hanya beda letak, begitu juga dengan panjang1 dan panjang2. Sebenarnya kalian berempat adalah bagian dari persegi panjang. Kalian tidak bisa berpisah, bahkan kurang satu pun. Kalian harus bergandengan agar terbentuk sebuah persegi panjang yang sempurna. Lebar1 harus bergandengan dengan panjang1 dan panjang2, begitu juga lebar2 juga harus bergandengan dengan panjang1 dan panjang2, namun lebar1 dan lebar2 tidak boleh bergandengan, begitu pula dengan panjang1 dan panjang2 juga tidak boleh bergandengan. Saat bergandengan kalian akan membentuk sudut yang sama, yaitu 90 derajat . Lebar 1 dan lebar2 , panjang1 dan panjang2 akan bertemu ketika dilakukan pelipatan tepat pada sumbu simetri.
Lebar1, lebar2, panjang1, dan panjang2 : kami mengerti. Terimakasih udara, terimakasih pendekar. Semoga kami dapat bekerja sama dalam sebuah bangun datar yang disebut persegi penjang.