Jumat, 19 Juni 2009

Usaha Guru dalam Memperbincangkan Pembelajaran Matematika kepada Siswa

PENDAHULUAN

Mendengar kata matematika tidak bisa dipungkiri semua orang akan membayangkan kerumitan. Banyak rumus, nilai yang jelek di sekolah, membosankan, monster bagi pelajar serta berbagai julukan lainnya. Di lain pihak, bagi yang menggemarinya, matematika adalah teman di kala sepi, sahabat karib, kenangan terindah, pelajaran yang mengasyikan, saat-saat yang dinantikan dan berbagai sebutan lainnya.
Matematika sendiri berasal dari bahas yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar", secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan, dan ruang; tak lebih resmi, seorang mungkin mengatakan adalah penelitian bilangan dan angka'. Pengertian matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat.
Diatas sudah disebutkan salah satu arti dari matematika, yaitu ‘suka belajar’. Lalu mengapa malah matematika menjadi pelajaran yang dianggap sebagian orang sebagai monster yang mengerikan. Salah satu penyebabnya mungkin karena karakteristik dari matematika itu sendiri, yaitu mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Prestasi matematika siswa baik secara nasional maupun internasional belum menggembirakan. Rata-rata skor matematika siswa di Indonesia masih tertinggal jauh dari Negara-negara lain. Rendahnya prestasi matematika siswa disebabkan oleh faktor siswa yaitu mengalami masalah secara komprehensif atau secara parsial dalam matematika. Selain itu, belajar matematika siswa belum bermakna, sehingga pengertian siswa tentang konsep sangat lemah.
Salah satu kunci yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya prestasi siswa adalah kesuksesan dalam proses pembelajaran. Kesuksesan dalam pembelajaran akan tercapai bila guru sukses melaksanakan perannya sebagai manajer di dalam kelas.
Kesuksesan guru sebagai manajer dapat dilihat saat proses pembelajaran. Sedangkan arti dari pembelajaran itu sendiri adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Dengan latar belakang itulah saya ingin menjabarkan mengenai proses pembelajaran matematika yang baik dalam bentuk paper, yang berjudul “ Usaha Guru Dalam Memperbincangkan Matematika”

ISI
Tahap Persiapan:
A.Ada baiknya sebelum mengajar guru belajar terlebih dahulu
Karena sebagai guru diharapkan menjadi guru yang professional.guru yang professional ,harus menguasai:
1.Disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran.
2.Bahan ajar yang diajarkan.
3.Pengetahuan tentang karakteristik siswa.
4.Pengetahuan tentang filasafat dan tujuan pendidikan.
5.Pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar.
6.Penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran.
7.Pengetahun terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, meimpin, guna kelancaran proses pendidikan.

B.Menentukan tujuan pengajaran

Tujuan pembelajaran yang sejatinya adalah bagaimana caranya agar jiwa yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran seperti keuletan, ketekunan, sifat pantang menyerah, kemampuan mengkomunikasikan ide dan gagasan, kemampuan berpikir kritis dan logis dapat terserap dalam prilaku keseharian siswa. Sebagai bekal dalam menghadapi masalah kehidupan yang sebenarnya. Sebelum memulai pelajaran guru harus menentukan tujuan pengajaran. Materi apa yang akan dijelaskan, dan akan dibawa kemanakan materi tersebut. Biasanya materi yang disampaikan ditujukan untuk mempelajari materi selanjutnya dan untuk memecahkan masalah sehari-hari. Matematika itu adalah pelajaran yang saling berhubungan, bisa diibaratkan seperti naik tangga, harus satu persatu dari bawah, tidak bisa kita melompat langsung keatas. Jadi kita harus belajar matematika bertahap. Oleh karena itu sebelum mengajar harus ditentukan tujuannya terlebih dahulu, agar tepat sasaran.

C.Perencanaan bahan bahan pengajaran

 kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam system instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar :
1.kriteria tujuan instruksional
suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan tujuan yang telah dirumuskan.
2.Materi pelajaran supaya terjabar
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK telah dirumuskan secara spesifik,, dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi pelajaran.
3.Relevan dengan kebutuhan siswa
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena setiap materi pelajar yang disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh. Beberapa aspek diantaranya adalah pengetahuan sikap, nilai, dan ketrampilan.
4.Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri.
5.Materi pelajaran mengandung segi segi etik
Materi pelajaran yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak.
6.Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topic masalah tertentu.
7.Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat

Identifikasi satuan bahasa

1.Penentuan satuan bahan pelajaran sebagai landasan bagi penyusun satuan pelajaran.
2.Cara menentukan suatu satuan pelajaran.
Langkah langkah menentukan satuan pelajaran :
Mendalami poko pokok bahasab dalam GBPP dan peranannya dalam mencapai tujuan tujuan kurikulum dan instruksional umum.
Mengkategorikan bahan bahan pengajaran dalam satuan satuan konsep pengertian atau masalah yang dalam hal beberapa pokok bahasan bahan bahan pengajaran berkaitan satu sama lain.
Menetapkan satuan satuan konsep dan pengertian atau masalah sebagai satuan bahasan.
Menetapkan perbandingan peranan antara berbagai satuan bahasan tersebut untuk menentukan alokasi waktu bagi setiap satuan.

 Dasar dasar merancang kegiatan belajar mengajar
Dasar merancang kegiatan belajar mengajar ;
1.Berdasarkan tujuan instruksional yang hendak dicapai.
2.Berdasarkan konsep belajar CBSA.
3.Bertitik tolak dari kesiapan belajar siswa.
4.Mempertimbangkan sumbeer sumber yang tersedia

Prosedur menetukan kegiatan belajar mengajar

Penentuan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan melalui langkah langkah kerja, sebagai berikut :
1.Mengidentifikasi aspek aspek kemampuan yang terkandung di dalam tujuan sebagai indicator hasil belajar yang diharapkan.
2.Mengidentifikasi perilaku yang tersirat dalam tujuan pengajaran yang hendak dicapai, yamg meliputi perilaku perilaku yang spesifik, dapat diamati dan terukur.
3.Mengidentifikasi materi pelajaran dengan dengan berpedoman pada pokok bahasan dan sub sub pokok bahasan.
4.Mengidentifikasi strategi pelajaran dengan berpedoman pada pokok bahasan dan sub sub pokok bahasan.
5.Mengidentifikasi kegiatan belajar mengajar, yang sesuai dengan strategi belajar mengajar yang sudah dipilih.
6.Berdasarkan prinsip prinsip tersebut selanjutnyaperlu diadakan penilaian.

D.Perencanaan media pengajaran

Media pendidikan adalah media yang penggunaannya memperhatikan tujuan dan isi yang biasanya dituangkan dalam kurikulum. Briggs berujar, media pendidikan adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyampaikan pengajaran, mencakup buku, film, video, tape, slide dan sebagainya, serta suara guru.
Mengingat pentingnya matematika, maka pembelajarannya harus diupayakan mampu membangkitkan antusiasme siswa. Menjadi tepat jika penyajian pembelajaran matematika memanfaatkan multi media dengan menyepakati sejumlah alasan berikut: hemat waktu di kelas, mudah menampilkan contoh bentuk geometri dalam matematika misalnya yang ada dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikemas lebih menarik perhatian karena bentuk dan warna bisa dimainkan sesuai kecenderungan bentuk dan warna yang disukai peserta didik sebagai remaja. Animasi sederhana atau atraktif akan membangkitkan minat belajar peserta didik dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya, dengan menggunakan re-teaching karena materi ajar telah tersaji dalam bentuk CD pembelajaran, sehingga menyederhanakan daya abstraksi yang harus dilakukan oleh peserta didik
Telah dimaklumi bahwa persentase kadar yang dapat diingat dari yang didengar sekitar seperlimanya, setengah dapat diingat dari yang dilihat, dan tiga perempatnya dapat diingat dari yang diperbuat, maka media pendidikan dapat berfungsi untuk membantu tercapainya kadar prestasi belajar peserta didik karena mampu menghadirkan audio-visual seperti yang diharapkan.
Ketika seseorang sedang berbicara maka ia akan bersuara, menggunakan gerak-gerik, ekspresi wajah, mungkin menggunakan pengeras suara dan gerakan-gerakan lainnya, maka orang tersebut sudah dapat dikelompokkan berkomunikasi menggunakan beberapa media atau multi media. Sementara komputer menggunakan media visual berupa gambar, foto, chart, grafik, diagram dan lainnya, audio berupa orang bicara, musik, suara alam gesekan dedaunan, air yang menetes di batu kali, burung berkicau, lenguh suara lembu, kucing mengeong dan lainnya, termasuk media lain yang diakses dari sumber yang amat jauh melaui internet. Pembelajaran yang menggunakan komputer dan perangkat jaringan lainnya itulah yang dimaksud dalam tulisan ini sebagai multi media.
Jika mengajar diartikan sebagai menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami peserta didik, bentuk sederhana yang dimaksud dapat dikemas dengan mudah ketika rancangan pembelajaran menyertakan lingkungan dan memanfaatkan multi media.

 Beberapa jenis media yang digunakan dalam dalam proses pengajaran

1.Media grafis (dimensi dua )
Contoh : gambar foto, grafik dst
2.Media tiga dimensi
Contoh : model padat, model penampang, diorama dst.
3.Media proyeksi
Contoh : slide, film, filmstrip dst.
4.Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.

 Factor factor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas pengadaan media pendidikan adalah sbb :
1.Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif.
2.Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif
3.Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif.

Pemilihan sekaligus pemanfaatan media perlu memperbaiki criteria berikut :

1.Tujuan
Media hendaknya menunjang tujuann pengajaran yang telah dirumuskan
2.Keterpaduan (validitas )
Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari
3.Keadaan peserta didik
Kemampuan daya piker dan daya tangkap peserta didik dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.
4.Ketersediaan
Pemilihan perlu memperhatikanada/tidak media tersedia di perpustakaan/di sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.
5.Mutu teknis
Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik
6.Biaya
Biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak

 Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam menggunakan media, untuk mempertinggi kualitas pengajaran :

1.Guru perlu memiliki pemahaman media
2.Siswa dan guru terampil membuat media
3.Pengetahuan ketrampilan dalam menilai keefektifan

 Media digunakan jika dalam situasi :
1.Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa
2.Terbatasnya sumber pengajaran
3.Guru tidak bergaurah menjelaskan dengan penuturan kata
4.Perhatian siswa terhadap pelajaran sudah berkurang

Menurut Prof.Drs. hartono Kasmadi M.Sc. bahwa dalam memilih media pendidikan perlu dipertimbangkan adanya 4 hal yaitu :

1.Produksi
Pertimbangan produksi :
Tersedianya bahan
Harga
Kondisi fisik
Mudah dicapai
Emotional impact

2.Peserta didik
Pertimbangan peserta didik :
Watak peserta didik
Sesuai dengan peserta didik
Keterlibatan peserta didik

3.Isi
Pertimbangan isi :
Penggunaan media harus sesuai dengan kurikulum
Media yang digunakan harus up to date
Perlu cara menyajikan yang tepat

4.Guru
Pertimbangan guru :
Guru harus mempertimbangkan dari segi pemanfaatan
Media yang digunakan harus memecahkan problem

 Manfaat media pengajaran
1.Bahan pengajaran akan lebih jelas
2.Metode mengajar akan lebih bervariasi
3.Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar
4.Pengajaran akan lebih menarik

E.Menentukan strategi pembelajaran

strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
Strategi yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan retensi siswa dalam pembelajaran, yaitu:

1. Mengetahui bahwa kekompleksan respon yang diinginkan masih berada dalam batas kemampuan siswa, dan masih berkisar pada apa yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Memberikan latihan-latihan.
3. Membuat situasi belajar yang jelas dan spesifik.
4. Membuat situasi belajar yang relevan dan bermakna.
5. Memberikan penguatan terhadap respons siswa.
6. Memberikan latihan dan mengulang secara periodik.
7. Memberikan situasi belajar tambahan dimana siswa tidak hanya belajar materi baru.
8. Mencari peluang-peluang yang terdapat didalam situasi belajar baru.
9. Mengusahakan agar materi ajar yang dipelajari bermakna dan disusun dengan baik.
10. Memberikan resetasi karena guru akan meningkatkan praktik siswa.

F.Merancang dan menyusun LKS (Lembar Kerja Siswa).
LKS tidak hanya merupakan kumpulan soal tetapi dapat merupakan sumber informasi, teori atau penemuan terbimbing. LKS juga tidak harus selalu satu macam, tetapi dapat dikembangkan banyak ragam dalam satu kali pertemuan.

G.Memilih dan menentukan skema pembelajaran yang sesuai dengan minat, kondisi, potensi dan karakteristik heterogen para siswanya.
Belajar matematika adalah kecenderungan dalam diri peserta didik berupa perasaan senang, perhatian, konsentrasi, kesadaran dan kemauan untuk mempelajari mata pelajaran matematika.
Tumbuhnya minat belajar dapat tumbuh dari suasana kelas menyenangkan Minat yang tumbuh ini mengakibatkan prestasi belajar meningkat, adanya kenaikan rata-rata nilai ulangan harian dan rata-rata ketuntasan belajar

H.Memilih model pembelajaran yang variatif
Beberapa tipe dari model pembelajaran kooperatif, diantaranya:
•STAD (Student Tems-Schievement Divisions)
•TGT (Tim-Game-Turnament)
•TAI (Team-Assisted Individualization)
•CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
•GI (Group Investigation)
•Co-op Co-op
•Jigsaw
•Jigsaw II
•CI (Complex Instruction)
Penelitian mengenai metode-metode pembelajaran ini telah menemukan bahwa bentuk penghargaan yang diberikan kepada kelompok didasarkan pada pembelajaran individual semua anggota kelompok dapat meningkatkan pencapaian siswa lebih dari metode-metode individualistik dan memiliki pengaruh positif pada hasil yang diperoleh berupa hubungan sosial siswa daintaranya penerimaan kelompok terhadap kekurangan dan kelebihan anggota kelompok baik secara fisik maupun kemampuan belajarnya.
Metode pembelajaran yang variatif seperti model pembelajaran kooperatif, CTL (Contextual Teaching Learning), PBL (Problem Bassed Learning), RME (Realistic Mathematics Education), Open-ended, dan sebagainya. Guru harus memiliki pengetahuan dan kemampuan mengaplikasikan model-model pembelajaran yang dipilihnya. Di sini guru harus pandai dan cermat serta tanggap terhadap kondisi di kelas, harus dapat cepat mengantisipasi kemungkinan model pembelajaran yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Guru harus mampu mencari solusi dengan tidak ngotot menggunakan satu model pembelajaran saja. Karena model pembelajaran yang terbaik bagi siswa adalah yang paling akomodatif terhadap kebutuhan belajar siswa.

I.Merancang dan mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) atau Lesson Plan yang tepat dan sesuai.
Implikasi Pengembangan RPP
Implikasi pengelolaan kelas terhadap pengembangan rencana program pembelajaran tergantung pada beberapa aspek, yaitu:
1.Karakteristik Siswa

Untuk dapat memperlancar proses belajar siswa, seorang guru perlu memperhatikan faktor yang terdapat pada diri siswa maupun faktor lingkungan yang perlu dimanipulasinya. Karakteristik siswa tersebut, meliputi:
a. Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelum ia mengikuti pelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan. Kemampuan awal siswa penting untuk diketahui guru sebelum memulai pembelajaran, karena dengan demikian dapat diketahui apakah siswa telah mempunyai pengetahuan awal yang merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran, sejauhmana siswa mengetahui materi apa yang akan disajikan. Kemampuan awal siswa dapat diukur melalui tes awal, interview, atau cara-cara lain yang cukup sederhana seperti melontarkan pertanyaan-pertanyaan secara acak dengan distribusi perwakilan siswa yang refresentatif.

b. Motivasi
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain/ organisasi.

Apabila siswa mempunyai motivasi yang tinggi, maka ia akan :

(1)memperlihatkan minat dan mempunyai perhatian,
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa atau kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan.
(2) bekerja keras dan memberikan waktu pada usaha tersebut,
(3) terus bekerja sampai tugas dapat diselesaikan.
Berdasarkan sumbernya motivasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang datang dari dalam diri siswa, dan motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang dari luar diri siswa.

Dibawah ini diberikan saran-saran bagaimana guru dapat meningkatkan motivasi bagi siswa, yaitu:
1.Setiap materi perlu dibuat menarik
2.Setiap proses pembelajaran diusahan untuk membuat siswa aktif
3.Menerapkan teknik-teknik modifikasi tingkah laku untuk membantu siswa bekerja keras.
4.Memberikan petunjuk dan indikator pencapaian yang jelas.
5.Memperhitungkan perbedaan kemampuan individualantar siswa, latar belakang, dan sikap siswa terhadap sekolah atau mata pelajaran.
6.Mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan defisiensi siswa, yaitu kebutuhan fsikologis, rasa aman, diakui oleh kelompoknya, serta penghargaan dengan jalan: memperhatikan kondisi fisik siswa, memberi rasa aman, menunjukan bahwa guru memperhatikan mereka, mengatur pengalaman belajar sehingga setiap siswa pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan, mengarahkan pengalaman belajar kekeberhasilan dan membuat siswa tingkat aspirasi yang realistik, mempunyai orientasi pada prestasi, serta mempunyai konsep diri yang positif.
7.Mengusahakan agar terbentuk kebutuhan untuk berprestasi, rasa percaya diri.
8.Membuat siswa ingin menerapkan apa yang telah dipelajari dan ingin belajar lebih banyak lagi.
Guru dan siswa dapat bersama-sama merancang dan memilih komponen-komponen dalam RPP disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan belajar siswa, misalnya dalam penentuan dan pemilihan media pembelajaran, alat peraga, model pembelajaran dan jenis penilaian.

c. Perhatian
Didalam proses belajar mengajar, perhatian merupakan paktor yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan proses pembelajaran bagi siswa. Dengan perhatian dapat memuat siswa: mengarahkan diri ketugas yang akan diberikan, melihat masalah-masalah yang akan diberikan, memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan, dan mengabaikan hal-hal yang tidak relevan. Cara-cara yang dapat dipakai guru untuk dapat menarik perhtian bagi siswa antara lain: Mengetahui minat siswa, memberikan pengarahan, menjelaskan tujuan-tujuan belajar , mengadakan tes awal atau kuis.

d. Persepsi
Persesi merupakan suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperolehnya dari lingkungannya. Hal-hal yang umum yang perlu diketahui oleh seorang guru mengenai persepsi, antara lain: makin tepat persepsi siswa mengenai sesuatu semakin mudah siswa untuk mengingatnya, pelajaran perlu menghindari adanya persepsi yang salah karena akan memberikan persepsi yang salah pula pada siswa tentang apa yang dipelajari, bila ada strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan dengan menggunakan alat peraga maka perlu diusahakan agar penggati benda tersebut mendekati aslinya.

e. Retensi
Retensi adalah kemampuan untuk mengingat materi yang telah dipelajari. Ada tiga faktor yang mempengaruhi retensi, yaitu:
(1) yang dipelajari pada permulaan,
(2) belajar melebihi penguasaan,
(3) pengulangan dengan interval waktu.

f. Transfer
Transfer merupakan kemampuan untuk menggunakan apa yang dipelajari untuk menyelesaikan -masalah baru, menjawab pertanyaan-pertanyaan baru, atau memfasilitasi pembelajaran materi pelajaran yang baru. Bentuk transfer dapat berupa:
(1) transfer positif, yaitu pengalaman sebelumnya dapat membantu pembentukan penampilan siswa dalam tugas selanjutnya,
(2) transfer negatif, artinya pengalaman sebelumnya justru menghambat penampilan didalam tugas baru,
(3) ransfer nol, terjadi bila pengalaman masa lalu tidak mempengarui penampilan selanjutnya.

Beberapa upaya guru untuk meningkatkan transfer dalam pembelajaran, diantaranya:
1.Mengusahakan siswa benar-benar telah menguasai apa yang telah dipelajari sebelumnya.
2.Mengusahakan agar siswa aktif telibat dalam menemukan konsep.
3.Mengusahakan agar siswa dapat merencanakan sendiri kesempatan untuk melakukan tugasnya.
4.Memberikan tugas-tugas yang serupa agar siswa mendapat kesempatan untuk mengorganisasikan kembali pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan konsep atau teorema.
5.Mengusahakan agar pembelajaran yang diberikan merupakan sesuatu yang bermakna bagi siswa.
6.Memberikan sebanyak mungkin situasi baru, sehingga siswa akhirnya akan dapat mengadakan generalisasi tentang apa yang dipelajari.

g. Sikap
Sikap adalah keadaan internal seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah laku terhadap suatu objek atau kejadian disekitarnya. Komponen sikap terdiri dari :
(1) kognisi, pengetahuan, keyakinan, terhadap apa yang telah dipelajari,
2) afeksi, perasaan senang atau tidak senang,
(3) perilaku, seperti berpikir kritis, logis, cermat, dll.

2. Karakteristik Guru
Kegiatan mengajar yang dilakukan guru berorientasi pada kemampuan kognitif, afektif, dan kemampuan psikomotor. Dalam kewenangan profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan yang meliputi:

a. Kompetensi Psikologis
Faktor yang turut menentukan suatu keberhasilan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran merupakan tugas guru yaitu keterbukaan fsikologis guru. Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru mengingat posisinya sebagai panutan bagi siswa. Ditinjau dari sudut fungsi dan signifikasinya, keterbukaan psikologis merupakan karakteristik kepribadian yang penting bagi guru dala hubungannya sebagai pengarah belajar.

b. Kompetensi Kognitif
Kompetensi kognitif merupakan konpetensi utama yang harus dimiliki oleh setiap guru profesional. Terkait dengan tugas dan profesi sebagai guru, kompetensi kognitif merupakan pengetahuan, dalam hal ini mencakup: (1) kategori pengetahuan kependidikan dan keguruan, (2) kategori pengetahuan dalam bidang studi, meliputi: ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan anak, psikologi social, dan administrasi pendidikan. Sedangkan pengetahuan pendidikan meliputi: metode mengajar, kajian kurikulum, media pembelajaran, teknik evaluasi, dan keterampilan mengajar. Selain pengetahuan terhadap bidang studi, wawasan yang luas tentang pengetahuan umum lainnya oleh guru, akan sangat membantu guru dalam mengelola suatu pembelajaran.
c. Kompetensi Afektif
Kemampuan afektif guru bersifat tertutup dan abstrak, sehingga sangat sukar untuk mengidentifikasi. Kompetensi afektif meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti halnya: cinta, benci, senang, sedih, serta sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Sebagai pemberi layanan pada siswa, guru seyogyanya memiliki sikap positif terhadap dirinya sendiri, kompentensi ini akan cukup berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kualitas dan kuantitas layanan pada siswa.

d. Kompetensi Psikomotor
Kompetensi psikomotor meliputi keterampilan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar. Keterampilan mengajar mencakup keterampilan ekspesi verbal dan non verbal tertentu yang direfleksikan guru ketika mengelola proses belajar mengajar. Dalam merefleksikan ekspresi verbal guru diharapkan trampil, fasih dan lancar berbicara baik ketika menyampaikan materi pelajaran maupun ketika menjawab pertanyaa-pertanyaan dari siswa. Keterampilan ekspresi nonverbal yang harus dikuasai guru antara lain: mendemonstrasikan materi pelajaran, memperagakan proses terjadinya sesuatu dengan alat peraga, mengoperasikan media pembelajaran, menulis dan memuat gambar di papan tulis.

Langkah/strategi dalam menyiapkan RPP adalah:
Menentukan materi pembelajaran yang akan disiapkan RPPnya.
Menentukan standar kompetensi pembelajaran.
Menentukan kompetensi dasar.
Menentukan indikator.
Menentukan tujuan pembelajaran.
Menentukan kemampuan prasyarat.
Menyiapkan materi pelajaran yang akan dibahas.
Menentukan pendekatan dan metode pembelajaran.
Merancang dan menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
Memilih sumber belajar yang relevan dan sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran.
Menentukan kriteria dan acuan penilaian/evaluasi.
Membuat instrumen yang sesuai dengan kriteria penilaian/evaluasi.

J.Melakukan kegiatan assesment yang sesuai dengan kondisi dan potensi siswa.
Assesment biasanya diartikan sebagai penilaian. Sesungguhnya yang dimaksud assesment atau penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dikerjakan sebelumnya cukup berharga atau tidak (Direktorat PLP, 2004: 5). Jadi pada dasarnya yang dinilai itu adalah program, yaitu suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, lengkap dengan rincian tujuan dari kegiatan tersebut. Aspek yang dinilai ada dua yaitu tingkat keberhasilan dan tingkat efisiensi pelaksanaan program pembelajaran. Guru bersama-sama siswa memilih dan menentukan metode dan teknik assesment, diantaranya:

Penilaian tertulis (paper-pencil) baik soal pilihan ganda maupun uraian.
Tes praktek (performance test).
Penilaian produk.
Penilaian proyek.
Peta perkembangan, penilaian diri siswa.
Penilaian afektif.
Penilaian portofolio.


Tahap pelaksanaan pengajaran

A.Guru melakukan pengelolaan kelas

I.Pengelolaan kelas
1.Berbagai definisi tentang pengelolaan kelas yang dapat diterima oleh para ahli pendidikan, yaitu: Pengelolaan kelas didefisnisikan sebagai:
2.Perangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan menguragkan tingkah laku yang tidak diinginkan.
3.Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik da iklim sosio emosional kelas yang positif.
4.Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Dari ketiga definisi diatas, masing-masing mempunyai asumsi yang berbeda-beda. Para ahli ketiga dimensi itu menjadi definisi yang bersifat pluralistik, yaitu bahwa pengelolaan kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan, menghubungkan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Pada dasarnya kegiatan guru dikelas mencakup dua aspek utama, yaitu masalah pembelajaran dan masalah pengelolaan kelas. Berdasarkan definisi didepan, maka seorang guru akan berhadapan masalah individu dan masalah kelompok.
Untuk dapat menyelesaikan masalah pengelolaan kelas yang efektif, maka guru harus mampu: mengidetifikasikan masalah yang bersifat individu dan kelompok, memahami berbagai pendekatan untuk menyelesaikan, suatu permasalahan dan memilih pendekatan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

a.Masalah Individu
Asumsi yang mendasari masalah individu adalah bahwa tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki atau merasa dirinya berguna dan dibutuhkan. Jika individu gagal dalam mendapatkannya, maka ia akan bertingkah laku secara berurutan dimulai dari yang paling ringan sampai denga yang paling berat.

b. Masalah Kelompok
a.Terdapat tujuh masalah kelompok yang berkaitan dengan pengelolaan kelas, yaitu:
b.Hubungan tidak harmonis,
c.Kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok,
d.Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok,
e.Penerimaan kelompok atas tingkah laku yang menyimpang,
f.Penyimpangan anggota kelompok dari ketentuan yang ditetapkan,
g.Tidak memiliki teman, tidak mau bekerja, atau bertingkah laku yang negatif,
h.Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.

II. Pendekatan-pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas

1 Pendekatan Pengubahan tingkah laku
Pendekatan pegubahan tingkah laku ini didasarkan pada suatu teori yang mengatakan bahwa semua tingkah laku baik yang sesuai maupun tidak sesuai adalah hasil belajar. Pendekatan tingkah laku ini dibangun atas dasar keyakinan bahwa ada empat proses dalam belajar yang berlaku bagi semua orang pada semua tingkatan umur, yaitu:

a. Penguatan positif
b. Penghukuman
c. penghilangan
d. Penguatan negative

2. Pendekatan Iklim Sosio Emosional
Pendekatan ini didasarkan pada suatu keyakinan bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang positif antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, dengan guru sebagai penentu utama hubungan interpersonal dan iklim kelas.

3. Pendekatan Proses Kelompok
Pendekatan ini mendasarkan pada prinsip-prinsip psikologi sosial dan dinamika kelompok. Empat asumsi dasar yang diadopsi dari pendekatan proses kelompok, yaitu:
a.Kegiatan sekolah berlangsung dalam suasana kelompok,
b.Tugas pokok guru adalah mempertahankan dan mengembangkan suasana kelompok yang efektif dan produktif,
c.Kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-ciri sebagaimana yang dimiliki oleh sistem sosial masing-masing siswa,
d.Tugas pengelola kelas adalah mengembangkan dan mempertahankan kondisi yang dimaksud.

Beberapa aspek yang menyangkut pengelolaan kelas, yaitu:
a. Ekspektasi
Merupakan persepsi guru dan siswa berkenaan dengan hubungan mereka.
b. Kepemimpinan
Diartikan sebagai tingkah laku yang mendorong suatu kelompok bergerak kearah pencapaian tujuan yang dimaksud
c. Kemenarikan.
Tingkat hubungan persahabatan diantara anggota kelompok kelas
d. Norma
Adalah pedoman tentang cara berpikir, merasa dan bertingkah laku yang diakui bersama anggota kelompok.
e. Komunikasi
Komunikasi merupakan wahana yang memungkinkan terjadi interaksi yang bermakna pada anggota kelompok.
f. Keeratan
Berkaitan dengan rasa kebersamaan yang dimiliki oleh kelompok kelas

4. Prosedur Pengelolaan kelas
Prosedur pengelolaan kelas dapat berupa:

a. Tidakan Preventif
Tidakan ini meliputi:
Peningkatan kesadaran diri,
Peningkatan kesadaran siswa,
Inisialisasi sikap tulus dari guru,
Mengenal dan menemukan suatu alternative

b. Tindakan Kuratif
Tindakan ini meliputi:
Pengidentifikasian,
Membuat rencana,
Menetapkan waktu pertemuan
Menjelaskan maksud pertemuan,
Menunjukan bahwa guru pun bisa berbuat salah,
Guru berusaha membawa siswa pada masalahnya,
Bila pada pertemuan siswa tidak responsif, guru dapat mengajak siswa untuk berdiskusi.

B.Guru berperan sebagai pelayan dan fasilitator tapi tidak mendominasi kegiatan pembelajaran.
C.Guru memantau kegiatan pembelajaran, melihat proses pembelajaran.
D.Guru memberi penjelasan jika siswa membutuhkan. Hal ini penting dilakukan agar siswa terbiasa menjadi siswa otonom yang mandiri tanpa harus selalu meminta bimbingan dan bantuan guru.

E.Guru memberi penghargaan atau pujian bagi siswa atau kelompok yang telah melakukan tugas-tugasnya dengan baik.

F.Guru mengatur ritme atau durasi waktu pembelajaran, tetapi jika diperlukan dapat memberi toleransi waktu sesuai dengan kebutuhan selama kegiatan pembelajaran.

G.Guru memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil karya individu atau karya kelompok di depan teman-temannya agar memiliki mental berani mengemukakan pendapat di depan umum, berani menerima kritik dan saran.

H.Guru memberikan penghargaan bagi siswa atau kelompok yang berani tampil.

Tahap Evaluasi
A.Fungsi dan tujuan evaluasi :

1.Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa
2.Untuk menempatkan para siswa ke dalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan dan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh setiap sisw.
3.Untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik, lingkungan)
4.Sebagai umpan balik ubtuk guru, untuk memperbaiki proses belajar

B.Jenis jenis evaluasi

1.Evaluasi sumatif
Untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar para siswa
2.Evaluasi penempatan
Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang serasi
3.Evaluasi diagnostic
Untuk membantu siswa kesulitan kesulitan belajar yang mereka hadapi
4.Penilaian formatif
Untuk memperbauki proses belajar

C.Evaluasi pada akhir satuan pelajaran
Pada akhir pelajaran guru wajib memberikan penilaian, untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai TIK yang telah ditentukan sebelumnya. Serta untuk umpan balik memperbaiki proses belajar mengajar.

D.Strategi evaluasi
Masalah evaluasi berhubungan dengan control. Pada strategi control kita merumuskan cara yang akan ditempuh untuk mengukur hasil hasil system pengajaran, sedangkan pada strategi evaluasi kita merumuskan apa dan mengapa kita mengukur.

E.Syarat tes yang baik
1.Validitas
mengukur apa yang akan diukur
2.Reliabilitas
ukuran yang diberikan konsisten
3.Objektifitas
tes mengandung objektifitas bila dua atau lebih pengamat yang kompeten masing masing dapat menyetujui bahwa tes memenuhi atau tidak criteria yang dirumuskan dalam tujuan pengajaran
4.Pembedaan
suatu tes memiliki derajat membedakan yang tinggi jika tes itu memuat tugas tugas yang hanya siswa yang mencapai tujuan yang dapat mengerjakan

DAFTAR PUSTAKA

Prof.DR.Oemar Hamalik.2008.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Jakarta : Bumi Aksara.

Drs.Harjanto. 1997.Perencanaan Pengajaran. Jakarta ; PT. Rineka Cipta

Sri rumini, dkk. 2006.Psikologi Pendididikan. Yogyakarta : UNY Press.

Rabu, 13 Mei 2009

Elegi perbincangan persegi panjang

Di suatu pagi yang cerah terdengar suara gaduh dari balik rerumputan
Lebar 1 : aahhh sungguh tidak beruntungnya diriku, sepertinya aku jadi malas untuk menghadapi hari hari lagi.
udara: wahai lebar1 apa yang sedang kau lakukan di situ ? mengapa dirimu selalu bersedih dan bergumam sedari dulu ? sungguh aku merasa terganggu dengan apa yang kau lakukan.
Lebar1 : wahai udara, kau tidak pernah memahamiku, dirimu tidak pernah merasakan penderitaanku ini. Jika kau tahu apa yang ku rasakan, mungkin akan lain ucapan yang kau keluarkan.
udara ; lalu apa yang terjadi padamu, mengapa kau tak menjawab pertanyanku wahai lebar1.
Lebar1 : baiklah udara aku akan berbagi cerita dengan kau. Tahukah kau, bahwa diriku selalu tak dapat melihat pemandangan didepanku. Aku hanya dapat melihat pemandangan dari belakang punggungku dan di atas kepalaku.
udara : mengapa bisa begitu lebar1 ? sungguh aku baru tahu sekarang.
lebar1 : ia selalu menutupi pemandangan di depanku, sedikitpun akau tak dapat melihat apapun di depanku. Mengapa ia sangat jahat padaku ?
udara : aku juga tidak tahu mengapa ia bisa setega itu padamu. Kalau aku boleh tahu siapa nama sosok kejam, bengis dan tak bernurani itu ?
lebar1 : aku juga kurang tahu siapa namanya wahai udara, karena aku terlalu benci dan enggan melihatnya, sehingga aku pejamkan mata dan menutup telinga ketika ia sedang bercakap cakap.
udara : masa kau tidak tahu sama sekali namanya, coba kau ingat ingat lagi…
Lebar1 : coba aku ingat ingat dulu….(lebar1 berpikir keras untuk mengingatnya). Oh kalau tidaak salah namanya le…..le…..lebar2. iya sepertinya namanya lebar2.
udara : mengapa namanya mirip denganmu ya ?
Lebar1 : mungkin memang mirip tapi aku rasa selama ini aku tidak pernah melakukan hal jahat seperti yang ia lakukan kepadaku.
udara : jangan sombong kau lebar1, di dunia ini tidak ada satupun penghuni bumi yang luput dari dosa dan khilaf.
Lebar1 : sungguh aku tak punya kesalahan wahai udara.
(tiba tiba terdengar suara berisik dari arah berlawanan)
udara ; wahai lebar1 suara apa itu, sungguh sangat berisik sekali ya.
Lebar1 : iya udara aku juga mendengar suara tersebut, sepertinya suara minta tolong. Dari mana suara itu berasal ya udara
udara; mari kita cari tahu sama sama dari mana asal suara tersebut.
(udara dan lebar1 bersama sama mencari asal suara)
udara: oh rupanya suara itu berasal dari depanmu lebar1. Mengapa tak kau sadari itu lebar1.
Lebar1 : wah benar sekali udara, rupanya lebar2 lah yang berteriak teriak minta tolong. Baru kali ini aku dengar ia berteriak teriak minta tolong. Ada apakah gerangan yang terjadi pada dirinya ?
udara : apalagi aku, kau yang berhadapan dengan lebar2 pun tidak tahu apa yang terjadi padanya. Marilah bersama sama kita tanyakan permasalahann tersebut padanya.
Lebar1 : wah sorry saja udara, aku terlalu sakit hati dan terlalu dalam menaruh dendam padanya.
udara : ya tuhan, sepicik itukah dirimu wahai lebar1, sehingga tak dapat memberi pertolongan kepada yang membutuhkan.
Lebar1 : kalau kata orang sekarang EGP, emang gue pikirin.
udara : baiklah aku akan abaikan kau, dan kan ku tolong lebar2.
Lebar1 ; silahkan…silahkan…
udara : wahai kau yang sedang menangis dan berteriak minta tolong, apakah yang terjadi padamu ? sehingga dirimu sekacau itu ?
Lebar2 : oh siapa kau, mengapa kau peduli padaku
udara : kenalkan aku udara.
Lebar2 : wahai udara aku akan menceritakan semua yang terjadi padamu, selama ini aku di dzalimi oleh suatu sosok. Pandanganku selalu dihalang-halangi. Sungguh aku merasa tertekan dan tidak bahagia.
Udara : sabar…..sabar….dan banyak banyaklah kau berdoa dan berusaha.
Lebar2 : kau bisa berkata seperti itu karena kau udara bisa melanglang kemana pun yang kau inginkan. Sungguh berbeda denganku yang tidak bebas.
Udara : lalu siapakah yang tega berbuat seperti itu padamu lebar2 ?
Lebar2 : aku juga kurang tahu siapa namanya wahai udara, karena aku terlalu benci dan enggan melihatnya, sehingga aku pejamkan mata dan menutup telinga ketika ia sedang bercakap cakap.
udara : masa kau tidak tahu sama sekal namanya, coba kau ingat ingat lagi…
lebar2 : coba aku ingat ingat dulu….(lebar1 berpikir keras untuk mengingatnya). Oh kalau tidaak salah namanya le…..le…..lebar1. iya sepertinya namanya lebar1.
udara : mengapa namanya mirip denganmu ya ?
Lebar2 : mungkin memang mirip tapi aku rasa selama ini aku tidak pernah melakukan hal jahat seperti yang ia lakukan kepadaku.
Udara : ha….ha…..tunggu sebentar, aku sepertinya tahu permasalahan yang kau alami dan lebar1 alami. Sepertinya ada kesalahan paham antara kau dan lebar1.
Lebar2 : kesalahan paham apa udara ?
Udara : hai lebar1 dan bukalah matamu dan bukalah telingamu lebar lebar, sebenarnya terjadi kesalahan paham diantara kalian. Lebar1 menutupi pemandangan lebar 2, begitu juga sebaliknya. Namun kalian berdua tidak saling menyadari karena kalian salingacuh dan terlalu terbakar amarah dan dendam yang mendalam.
Lebar1 dan lebar2 ; benarkah itu !!!! lalu mengapa itu bisa terjadi ?
Udara : kalau soal itu akuu tidak tahu pasti karena aku belum cukup ilmu, bagaimana jika aku tanyakan kepada pengembara yang pernah ku temui di belkang gunung.
Lebar1 dan lebar2 : lalu sampai kapankah kami menunggunya, agar kami dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan kami ?
Udara : bersabarlah….aku akan pergi ke balik gunung untuk mencari dulu.
Lebar1 dan lebar2 : baiklah kami akan menunggu.
( ditengah penantian lebar1 dan lebar2, terdengar suara gaduh dari sisi lain)
Lebar1 : waduh…..waduh…..suara apalagi itu ya…?
Lebar2 : benar, suara apa itu ? lebar1 mari kita cari asal suara tersebut.
Lebar1 : sepertinya dari sisi atas dan bawah. Apakah benar dugaanku ?
Lebar2 :Iya dari sisi atas dan bawah kita, lalu apa yang terjadi dengan mereka ya ?
Lebar 1 : wahai kau yang ada disisi atas,siapakah kau dan apa yang sedang kau lakukan ? mengapa kau bersedih dan bergumam ? ada maslah apakah gerangan dirimu ?
Panjang1 : namaku panjang1, lalu siapa kah kau ? aku merasa tertekan dan tidak bahagia, hari hariku membosankan, aku tidak dapat melihat pemandangan yang ada di depanku. Setiap saat aku hanya dapat memalingkan wajahku kebelakang dan ke atas, sungguh tidak bebaskan ?aku sesak nafas, pengap, aku berontak dengan keadaanku ini.
Lebar1 : lalu siapakah sosok jahat yang tega melakukan hal sepertimitu padamu ?
Lebar1 : jadi itu permasalahanmu.
Lebar2 : lalu sekarang siapakah gerangan yang ada di sisi bawah ? siapakah engkau, mengapa engkau meraung raung, hingga tubuhmu lemas, pucat dan tak berdaya sama sekali.
Panjang2 : namaku panjang2, aku sedang stress berat, aku putus asa dan rasanya ingin mati aja.
Lebar2 : tunggu sebentar….jangan putus asa seperti itu, di dalam hidup tidaka ada yang tidak ada jaln keluarnya. Coba kamu ceritakan, masalah apakah yang hingga membuatmu seperti ini ?
Panjang2: wahai udara aku akan menceritakan semua yang terjadi padamu, selama ini aku di dzalimi oleh suatu sosok. Pandanganku selalu dihalang-halangi. Sungguh aku merasa tertekan dan tidak bahagia.
Lebar2 : sabar…..sabar….dan banyak banyaklah kau berdoa dan berusaha.
Panjang2: kau bisa berkata seperti itu karena kau udara bisa melanglang kemana pun yang kau inginkan. Sungguh berbeda denganku yang tidak bebas.
Lebar2 : lalu siapakah yang tega berbuat seperti itu padamu panjang2?
Panjang2: aku juga kurang tahu siapa namanya wahai udara, karena aku terlalu benci dan enggan melihatnya, sehingga aku pejamkan mata dan menutup telinga ketika ia sedang bercakap cakap.
Lebar2 : masa kau tidak tahu sama sekal namanya, coba kau ingat ingat lagi…
panjang2: coba aku ingat ingat dulu….(lpanjang2 berpikir keras untuk mengingatnya). Oh kalau tidaak salah namanya pan…pan…panjang1. iya sepertinya namanya panjang1
lebar 2 : mengapa namanya mirip denganmu ya ?
lebar1 : wahai lebar2, aku ingin berdiskusi denganmu, agar permasalahan panjang1 dan panjang2 dapat diselesaikan.
(lebar1 dan lebar2 berdiskusi)
Lebar1 : wahai panjang 1 dan panjang2 dengarrkanlah penjelasan kami, buka mata dan telinga kalian. Sebenarnya kalian berdua mengalami kesalah pahaman. Masalah yang kalian alami sama persis dengan yang aku dan lebar2 alami.
Panjang1 dan panjang2 : lalu bagaimana solusinya ?
Lebar : sabar…kami juga masih menunggu seseorang untuk mengetahui solousi dari permasalahan kkalian dan permasalahan kami.
(tiba tiba dating udara beserta pendekar)
Udara : wahai saudara saudara yang sedang dibakar rasa amarah, dan kesalah pahaman, kami sudah dating untuk memberikan solusi kepada anda sekalian.
Pendekar : begini saudara saudaraku, lebar1 dan lebar2 memang ditakdirkan saling menutupi satu sama lain, itulah takdir kalian dan harus dijalani, tanpa boleh kalian mengeluh, ikhlaslah dalam menjalaninya. Begitu juga dengan panjang1 dan panjang 2 memang ditakdirkan saling menutupi satu sama lain, itulah takdir kalian dan harus dijalani, tanpa boleh kalian mengeluh, ikhlaslah dalam menjalaninya.
Panjang1, panjang2,lebar1,dan lebar2 : lalu mengapa bisa begitu, ?
Pendekar : lebar1 dan lebar2 sebenarnya kalian adalah kembar, memiliki sifat yang sama, namun hanya beda letak, begitu juga dengan panjang1 dan panjang2. Sebenarnya kalian berempat adalah bagian dari persegi panjang. Kalian tidak bisa berpisah, bahkan kurang satu pun. Kalian harus bergandengan agar terbentuk sebuah persegi panjang yang sempurna. Lebar1 harus bergandengan dengan panjang1 dan panjang2, begitu juga lebar2 juga harus bergandengan dengan panjang1 dan panjang2, namun lebar1 dan lebar2 tidak boleh bergandengan, begitu pula dengan panjang1 dan panjang2 juga tidak boleh bergandengan. Saat bergandengan kalian akan membentuk sudut yang sama, yaitu 90 derajat . Lebar 1 dan lebar2 , panjang1 dan panjang2 akan bertemu ketika dilakukan pelipatan tepat pada sumbu simetri.
Lebar1, lebar2, panjang1, dan panjang2 : kami mengerti. Terimakasih udara, terimakasih pendekar. Semoga kami dapat bekerja sama dalam sebuah bangun datar yang disebut persegi penjang.

Selasa, 31 Maret 2009

Filsafat dalam Perspektif Sejarah

Filsafat dalam perspektif sejarah
Sejarah filsafat adalah penyelidilan ilmiah mengenai perkembangan pemikiran filsafatdari seluruh bangsa manusia dalam sejarah.
Filsafat Barat
Pada filsafat Barat dikenal ada beberapa periode, yaitu 1) filsafat zaman purba, 2) filsafat abad pertengahan , 3) filsafat modern sampai kant, 4) kant dan filsafat abad XIX, dan 6) filsafat abad ke XX
Filsafat zaman purba. Filsafat dimulai di Yunani. Hanya ada sedikit pengaruh filsafat Timur. Filsafat barat memiliki sifat sifat, yaitu ingin melepaskan diri dari mitos mitos dan mencari pertanggungjawaban yang rasional. Tiga fase filsafat zaman purba yaitu, 1) kelahiran(pre sokratisi): filsafat alam mencari penjelasan daripada alam. Tokoh tokohnya yaitu, mashab miletos, Pythagoras, heraklitos, mashabelea, dan jonisi. 2) perkembangan : memusatkan penyelidikan pada manusia. Filsafat alam tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan maka timbullah kaum sofis, yang termasuk di dalamnya adalah Protagoras, gorgias. Sebagai reaksi adalah ikhtiar sokrates, tokoh di dalamnya adalah sokrates. 3) zaman keemasan : mencari sintesa antara filsafat alam dan filsafat manusia. Tokoh di dalamnya adalah, plato(inyi ajarannya prinsip pertama, kesusilaan, alam, Negara), aristoteles(penemu pemecahan masalah maslaah besar dalam filsafat, logika, filsafat alam,dst),4) zaman keruntuhan system etika. Stoa (ajaran hidup praktis, agak metrealistis, mengembangkan logika lebih lanjut), tokohnya zeno, Seneca. Epikuris :matrealistis, kebhagiaan adalah kepuasan diri, permulaan dan akar kebaikan adalah kenikmatan perut. Skeptic : kesangsian. 5) perkembangan baru : neo-platonosi(bersikap religius, kebatinan ), tokohnya Plotinus, porfyrius.
Filsafat abad pertengahan. 1) patristic. Agama katholik menyebarkan agamanya dengan menggunakan filsafat yunani dan mengembangkannya lebih lanjut. 2) skolastik : filsafat diajarkan di universitas universitas. 3) filsafat Arab. Berkat pengaruh helenisme (iskandar), filsafat yunani hidup terus di siria, dan dikembangkan olaeh filsuf filsuf arab, kemudian diteruskan ke eropa melalui spaanyol. 4) zaman keemasan. Perkembangan baru karena adanya universitas universitas, karangan aristoteles mulai dikenal. Ada 3 aliran besar, yaitu a) pengikut agustinus, b) pengikut ibn rushd, c) pengikut aristoteles. Disamping itu aliran yang lain adalah neoplatonis, empirisme, duns-scotus, w.ockham. 5) zaman peralihan. Pertentangan besar antara tradisi dan kemajuan. Persoalan yang terbesar : hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama.
Filsafat modern sampai kant. Zaman empirisme dan rasionalisme. Menentang tradisi sangat kritis, analisis psikologis sangat dipentingkan, watak perseorangan dan nasional lebih tampil kedepan, bahas latin ditinggalkan sebagai bahasa ilmiah diganti bahasa modern. Cara cara kebebasan menjadi anarkis, ilmu alam dan ilmu pasti berkembang. Di perancis tokohnya seperti rene Descartes(mempersoalkan metode, kebimbangan metodis satu satunya yang pasti : ‘aku berpikir maka aku ada’), blaise pascal (menolak rasionalisme Descartes, skeptic terhadap kekuatan pikiran manusia),dst.
Kant dan filsafat abad XIX.1) imanuel kant. Ia meletakkan dasar teori pengetahuan. Ilmu pengetahuan hasilnya pasti, metafisika hasilnya tidak tetap. 2) filsafat di jerman. Timbulnya cara berpikir yang historis dan dialektis. Timbulnya ilmu alam membawa kea rah yang positif.a) idealism : konsekuensi logis dari subyektivisme.b) realism : ajaran kant diteruskan menurut sudut obyek.c) pesimisme : sengsara, hampa dan kosong.d) matrealisme: dialiktik hegel diambil, tetapi di balik isinya : roh hegel diganti.e) metafisika :melawan matrealisme. F) ffriederich Nietzsche : ajaran mengenai nilai nilai hidup. 3) filsafat perancis.a) tradisionalisme dan fideisme.b)spiritualisme.c)positivism.c) neokritisme.4) filsafat di inggris. Empiristis dipengaruhi kritisme dan positivism. 5) neo skolastik.
Filsafat abad XX. 1) empirisme : berpangkal pada materi sebagai arah berpikir.2) idealism : berpangkal pada roh. 3) filsafat hidup.4) fenomenologi : metode baru dalam filsafat. 5) eksistensialisme : penyelidikan pengalaman hidup. 6) metafisika.7) logistic : ilmu yang menyatakan hubungan logis.

Selasa, 17 Maret 2009

Refleksi Pendahuluan Filsafat

Filsafat, berasal dari bahasa Yunani, philosophia, “love of wisdom” yang berarti mencintai kebijaksanaan. Mencintai di sini bukan berarti mencintai secara pasif, tetapi sebaliknya, secara pro-reaktif, karena pada hakikatnya, berfilsafat berarti berusaha untuk mencari kebijaksanaan.
Filsafat merupakan pertemuan antara mitos dan logos. Hidupku adalah kemenangan logosku. Filsafat juga merupakan wacana berkelanjutan, tidak pernah berhenti, tiada berujung tiada pula berakhir. Berangkat dari kegilaan atas kebenaran. Kegilaan terhadap tujuan kebahagiaan. Berangkat dari kekosongan menuju keberisian. Berangkat dari kepenuhan menuju kelangkaan. Berjalan dalam kelurusan tapi tidak mandeg dalam kebelokan. Tertawa dalam keseriusan tapi sekaligus sungguh dalam tawa girang. Berbaring dalam ketegakan, berdiri dalam keterdataran..........berjalan menuju kebenaran yang tak pernah mengenal istilah titik. Awal dari filsafat adalah ‘pertanyaan’, Manusia tidak lah memiliki pengetahuan yang sejati, maka dari itu kita dapat mengajukan pertanyaan “bagaimanakah caranya kita memperoleh pengetahuan”. Filsafat adalah olah pikir. Dalam filsafat jelas berarti sudah berhenti berusaha dan berupaya. Di awal pembelajaran filsafat diperoleh kejelasan tapi di akhir diperoleh ketidakjelasan. Filsafat adalah pikiran, pikiran adalah aku, aku adalah filsafat.
Sakit dalam konteks filsafat, tergantung dengan cara pendefinisian. Misalnya : seseorang diberi tugas untuk menyampaikan pesan, namun ia lupa maka ia dalam filasafat disebut sakit(karena normalnya pesannya tsb diasampaikan). Lupa dalam filsafat berarti tidak sadar dalam ruang dan waktu. Filsafat bersifat lembut sehingga dapat menembus jiwa, urat nadi,dst.
Hermeneutika adalah dewa pembisik, menyampaikan bisikan Tuhan kepada manusia, dalam Islam disebut sebagai nabi Idris. Hermeneutika dalam filsafat adalah paham ruang dan waktu. Hidup adalah menejemahkan dan diterjemahkan. Bersinergi dengan lingkungan, manusia, dst.
Tiga aliran besar dalam filsafat :
1. Hakekat
2. Metode Filsafat menentukan metode dan logikanya sendiri. Setiap aliran filsafat mempunyai kemandirian dalam bidang ilmiahnya. Kemandirian itu menyebabkan bahwa filsafat menjelaskan, mempertanggungjawabkan dan membela metode yang dipakainya. Metode yang di gunakan empirisme, rasionalisme, fenomenologi, intuisionisme
3. Manfaat
Objek dalam filsafat dipaparkan dalam landasan ontologi. Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan kuantitatif, realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, tealaahnya akan menjadi kualitatif, realitas akan tampil menjadi aliran-aliran materialisme, idealisme, naturalisme, atau hylomorphisme. Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu : abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan abstraksi metaphisik. Abstraksi fisik menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek; sedangkan abstraksi bentuk mendeskripsikan sifat umum yang menjadi cirri semua sesuatu yang sejenis. Abstraksi metaphisik mengetangahkan prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yang dijangkau oleh ontologi adalah abstraksi metaphisik.
Salah satu filsuf yang dikenal dengan karya-karyanya adalah René Descartes. Ia dikenal sebagai seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah:
"Aku berpikir maka aku ada". (dalam bahasa inggris : I think, therefore I am)
Di dalam sejarah para filsuf dan psikolog seringkali berbicara tentang “problematika kesadaran” (the problem of consciousness), seolah problem kesadaran merupakan problem yang sudah jelas pemetaannya. Descartes, seorang filsuf modern asal Prancis, berupaya menanggapi problem itu dengan merumuskan pendapatnya sendiri. Ia berpendapat bahwa pikiran manusia merupakan entitas yang lebih tinggi tingkatannya dari pada tubuh. Pikiran mempunyai prioritas atas tubuh.. Argumen Descartes banyak dikenal sebagai teori tentang dualisme tubuh dan jiwa. Dengan demikian kesadaran adalah bagian dari kondisi internal manusia yang harus dibedakan dengan kondisi fisiknya. Dengan menolak behaviorisme teori identitas menjadi alternatif memandang relasi antara kesadaran, tubuh, dan dunia luar. Kesadaran dapatlah dipandang sebagai penghubung antara stimulus yang diterima oleh seseorang, dan respons yang diberikannya. Inilah paham tentang kesadaran di dalam teori identitas, yang menjadi alternatif dari dualisme dan behaviorisme.
SUMBER :
file:///D:/filsafat/apa%20filsafat.htm
file:///D:/filsafat/manfaat%20filsafat.htm
file:///D:/filsafat/metode%20filsafat.html
file:///D:/filsafat/kesadaran.htm
file:///D:/filsafat/objek.htm